Wasiat Ratu Kalinyamat Jepara “Mawar Hitam Penguasa Samodra”

Wasiat Ratu Kalinyamat Jepara “Mawar Hitam Penguasa Samodra”

Beliau seorang wanita, berkarakter pendekar, kesatria tanpa tanding, sosok Trah Jawa berkuasa di Jepara, istri Pangeran Hadirin. Kuat dalam beragama, namun tidak elergi pada nilai-nilai adat dan budaya. Berjuluk Sang Ratu Kalinyamat!

Semua Raja di Nusantara segan padanya. Bilamana ada pergolakan yang membahayakan kehidupan rakyat kecil, Sang Ratu Kalinyamat langsung bergegas melerai. Setidaknya Sang Ratu memiliki puluhan ribu pasukan perang, dengan perlengkapan senjata dan kapal-kapal mutakhir.

Pernah suatu ketika! Sultan yang dipertuan di Samodra Pasai, di ancam oleh Portugis. Penjajah berniat mengadakan kudeta, secara terang-terangan. Kemudian Sang Sultan meminta bala bantuan Ratu Kalinyamat, sehingga Portugis gentar dan perlu berpikir hingga puluhan kali lipat, bilamana berhadapan dengan pasukan perang Ratu Kalinyamat. Sungguh menakjubkan!

Berulangkali dilakukan percobaan pembunuhan terhadap Beliau, tapi selalu gagal. Kecantikan, kecerdasan, kecerdikan, kekayaan dan keberanian Ratu Kalinyamat kala itu dikagumi musuh-musuhnya. Saking hebatnya! Beliau ini memang sangat fenomena!

Paska runtuhnya kerajaan Demak Bintara, belum pernah ditemukan sosok Wanita Jawa yang kedahsyatannya menyerupai ataupun menandingi Beliau. Seorang Putri Sultan Trenggana ini memang bukan manusia sembarangan!

Dikemudian hari sejarah Ratu Kalinyamat menjadi inpirasi bagi Raden Ayu Yuwati, yang lebih masyhur disebut Ratu Ageng Tegalrejo, istri permaisuri Pangeran Mangkubumi, inggih Sampeyan Ndalem Hamengkubuwana Kaping Setunggal Ing Ngayogyakarta. Buyutnya Pangeran Dipanegara.

Bilamana pada saat itu Ratu Kalinyamat menghendaki bertahta sekaligus bertitah sebagai penguasa di Nusantara, bukanlah perkara yang sulit. Terlebih dengan sumpah pasukan perangnya “Amurat Ludira” yaitu lebih baik bersimbah darah daripada gagal dipertempuran, sudah sangat pasti ditakuti para Raja.

“Bila satu lembar rambut Ratu kami jatuh ke bumi, maka kami hanguskan dan kami tumpas musuh hingga ke akar-akarnya.” Begitulah koar serta amukan bala perang terhadap para musuh.

Namun Wanita Jawa yang juga berjuluk “Mawar Hitam Penguasa Samodra” itu lebih memilih mengambil bagian sebagai pengaman kerajaan-kerajaan disepanjang pulau digaris katulistiwa. Enggan menumpahkan darah pribumi sebab hasrat kekuasaan.

Baca Juga: Jasa Digital Marketing Indonesia

Beliau tidak berwatak rakus! Bahkan Sang Ratu, mengharamkan bala tentaranya menjilat ke atas disisi lain menindas ke bawah. Haruslah beradab, beradat dan berbudi pekerti luhur sekalipun digdaya. Tepatnya ngayomi, ngregani dan ngajeni.

Kasultanan Pajang dan Kerajaan Mataram Islam tidak lepas dari jasa besar beliau. Bumi Laweyan yang sekarang berada dizona Surakarta pada masa lampau, di era Ki Ageng Ngenis kemudian menjadi maju pesat sebagai pusat perdagangan benang dan kain pun atas kiprah dan bantuan Sang Ratu Kalinyamat.

Bila saja setiap dari kita mewarisi jiwa Patriotisme Sang Mawar Hitam Penguasa Samodra, tentu bangsa yang besar dan kaya raya ini akan berjaya dalam waktu yang singkat. Bahkan kezaliman dan pembodohan yang dilakukan oleh para oknum yang bercokol di negeri ini akan tersingkir dalam sekejap. Indonesia akan gemah ripah loh jinawi, berkah lan subur sarwa tinandur.

Sungguh saat ini kita tidak butuh apapun kecuali nalar sehat dan kedaulatan dalam berkebangsaan. Buang ego, rendahkan hati, bersihkan nurani, buang iri dengki. Ayo sengkuyungan, saling mengokohkan dalam kebaikan.

Jadilah generasi yang bermartabat, jangan hanya sibuk menjegal dan hobi menghujat. Wayahe tandang gawe, aja mung mikir udele dewe. Waras!

Wasiat Ratu Kalinyamat Jepara "Mawar Hitam Penguasa Samodra"
Wasiat Ratu Kalinyamat Jepara “Mawar Hitam Penguasa Samodra”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *